Kekalahan Persija Jakarta dari Bali United pada laga perdana Grup C Piala Presiden, dianggap sebagai hal yang wajar.
Persiapan minim ditambah persoalan tunggakan gaji turut menjatuhkan mental anak-anak Jakarta.
"Sangat wajar kalau Persija kalah karena Bali United lebih siap dari segi persiapan dan mental. Sementara Persija harus melewati masa sulit, persiapan yang sangat minim ditambah kasus penunggakan gaji yang membuat motivasi pemain drastis menurun," kata mantan pemain Persija, Kurniawan Dwi Yulianto, saat berbincang dengan Harian Super Ball di Bali, belum lama ini.
Seperti diketahui, klub elite Pulau Dewata menjadi satu-satunya tim peserta LSI 2015 yang tidak berhenti berlatih kendati kompetisi ditiadakan dengan alasan force majeure yang dirilis PSSI pada awal Mei lalu.
Sementara Persija Persija justru vakum sejak April, sebelum kompetisi resmi dinyatakan bubar. Persiapan menjelang Piala Presiden pun hanya dijalankan selama sepekan.
Itupun tidak berjalan maksimal lantaran jumlah pemain baru lengkap di menit-menit akhir masa persiapan tim akibat manajemen tidak sanggup melunasi atau setidaknya mencicil tunggakan gaji setengah dari total tunggakan selama empat bulan.
Kurniawan menambahkan, Pelatih Rahmad Darmawan harus lebih pintar menyiasati persoalan fisik pemain.
"Mungkin rotasi pemain bisa jadi salah satu cara untuk memperbaiki permainan tim sesuai dengan strategi yang diinginkan. Sebab, keterbatasan fisik sangat memengaruhi penampilan total seorang pemain di lapangan," ujar mantan pemain Primavera Indonesia itu
Rabu, 30 September 2015
"WAJAR PERSIJA KALAH DI PIALA PRESIDEN" ujarnya Kurniawan Dwin Yulianto
Kekalahan Persija Jakarta dari Bali United pada laga perdana Grup C Piala Presiden, dianggap sebagai hal yang wajar.
Persiapan minim ditambah persoalan tunggakan gaji turut menjatuhkan mental anak-anak Jakarta.
"Sangat wajar kalau Persija kalah karena Bali United lebih siap dari segi persiapan dan mental. Sementara Persija harus melewati masa sulit, persiapan yang sangat minim ditambah kasus penunggakan gaji yang membuat motivasi pemain drastis menurun," kata mantan pemain Persija, Kurniawan Dwi Yulianto, saat berbincang dengan Harian Super Ball di Bali, belum lama ini.
Seperti diketahui, klub elite Pulau Dewata menjadi satu-satunya tim peserta LSI 2015 yang tidak berhenti berlatih kendati kompetisi ditiadakan dengan alasan force majeure yang dirilis PSSI pada awal Mei lalu.
Sementara Persija Persija justru vakum sejak April, sebelum kompetisi resmi dinyatakan bubar. Persiapan menjelang Piala Presiden pun hanya dijalankan selama sepekan.
Itupun tidak berjalan maksimal lantaran jumlah pemain baru lengkap di menit-menit akhir masa persiapan tim akibat manajemen tidak sanggup melunasi atau setidaknya mencicil tunggakan gaji setengah dari total tunggakan selama empat bulan.
Kurniawan menambahkan, Pelatih Rahmad Darmawan harus lebih pintar menyiasati persoalan fisik pemain.
"Mungkin rotasi pemain bisa jadi salah satu cara untuk memperbaiki permainan tim sesuai dengan strategi yang diinginkan. Sebab, keterbatasan fisik sangat memengaruhi penampilan total seorang pemain di lapangan," ujar mantan pemain Primavera Indonesia itu
PERSIJA GAGAL di PIALA PRESIDEN
Pelatih Kepala Persija Jakarta, Rahmad Darmawan, mengungkapkan alasan terlempar dari perebutan gelar juara turnamen Piala Presiden. Bahkan, Macan Kemayoran -julukan skuad Persija Jakarta- tidak mampu menembus babak delapan besar.
Dua tiket tersebut, justru diraih Bali United Pusam (BUP) dan Mitra Kutai Kartanegara (Kukar).
"Persija kehilangan sembilan pemain setelah kompetisi berhenti. Kesembilan pemain itu terbilang inti, di antaranya Syaiful Indra, Stefano Lilipaly, Greg Nwokolo, Alfin Tuasalamony," ungkap RD, sapaan Rahmad Darmawan.
Menurutnya, proses yang dilalui untuk berlaga di Piala Presiden, juga menjadi penyebab kegagalan Persija. Diutarakan RD, selain waktu persiapan yang cukup singkat, sejumlah pemain bergabung juga terlambat menyusul.
"Perekrutan yang kami lakukan pun paling akhir. Kami berusaha membawa nama besar Persija dan ingin memberikan yang terbaik. Tapi, waktu membuat adaptasi harus terjadi sampai saat ini. Sebelumnya, kami juga terlambat menemukan chemistry,"
CARA MENGHIDUPKAN KEMBALI PERSIJA JAKARTA
Gagal lolos ke babak delapan besar turnamen Piala Presiden 2015 kian mempersulit Persija Jakarta untuk mendapatkan pemasukan. Apalagi kondisi keuangan tim yang diketuai Ferry Paulus kini berada di ujung tanduk. Bahkan hingga akhir tahun ini, krisis Macan Kemayoran juga semakin diperparah karena Liga Indonesia (LI) belum bisa digulirkan kembali.
“Saya rasa ini sangat sulit ya, karena tidak adanya kompetisi klub agak sedikit sulit untuk mendapatkan income. Jadi, saya rasa tidak ada jalan keluar selain bergulirnya kompetisi, Persija bisa hidup lagi jika segera ada kompetisi,” kata penjaga gawang Andritany Ardhiyasa kemarin.
Tercatat, selama periode April hingga Agustus 2015 ini manajemen dibuat kalang kabut lantaran PSSI disanksi FIFA dan pemerintah Indonesia. Pasalnya bisnis dari rate tv, penjualan tiket pertandingan dan sponsorship hancur lebur. Jadinya, tim sebesar Persija hampir bangkrut sehingga belum bisa melunasi gaji pelatih dan pemain kebanggaannya.
Sedangkan hasil dari turnamen yang digagas Mahaka Sports and Entertainment, pihak klub hanya meraup uang sebesar Rp 600 juta. Kemudian pemasukan dari rate tv dua laga Qatar National Bank (QNB) League 2015 dan tiga pertandingan melawan Bali United, Persita Tangerang serta Mitra Kukar. Lalu ditambah lagi dari pencairan dana sponsorship.
Saat ini, tim pelatih dan manajemen sedang mencari solusi agar klub bisa memperoleh penghasilan dari menggelar turnamen lokal yang bakal digagas. Rencananya sejumlah laga tersebut akan melibatkan tim-tim Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama (DU). Namun, perizinan dari pihak kepolisian lagi-lagi menjadi penghalang untuk klub bergerak.
Bahkan mereka juga dibenturkan dengan agenda politik yang akan terjadi ke depan ini, contohnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyebut pemungutan suara akan dilaksanakan pada 9 Desember 2015 mendatang. Tentu tenaga pengamanan akan dikerahkan 100 persen untuk Pilkada.
Bisa jadi, tim ibu kota terpaksa harus menunggu hingga tahun depan setelah ISL dijalankan kembali. Pasalnya, izin dari Polri juga masih dikekang dengan adanya surat Kemenpora atas permintaan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Selain itu juga terpengaruh belum keluarnya keputusan akhir dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN).
Walaupun pada sidang beberapa waktu lalu, PSSI sudah memenangkan gugatan surat keputusan (SK) Kemenpora. Tapi di lain pihak, Kemenpora tetap saja masih melakukan banding. Kabarnya, pemerintah lebih ingin menjalankan kompetisi tanpa PSSI dengan menggunakan jasa Tim Transisi bentukan Kemenpora yang notabene melanggar statuta FIFA.
Menurut Presiden PSSI, La Nyalla Mattalitti, jalan satu-satunya menyelenggarakan ISL adalah dengan menunggu hasil akhir PTUN. Tujuannya agar persiapan kompetisi tertinggi di Tanah Air ini benar-benar pasti. Hal itulah yang disampaikan pihak Mabes Polri terkait izin akan keluar kalau sudah ada keputusan Inkrah.
Selasa, 29 September 2015
MANTAN KAPTEN TIM PERSIJA "ARIS INDARTO"MIRIS MELIHAT PRESTASI PERSIJA SAAT INI

Prestasi Persija Jakarta sangat mengecewakan di turnamen Piala Presiden 2015. Bagaimana tidak, dari target lolos ke semi-final mereka justru menjadi juru kunci di fase grup C. Hal itu pula yang dirasakan mantan kapten tim Persija, Aris Indarto.
"Melihat itu, saya cuma bisa tersenyum saja. Tapi, hati juga tak bisa dibohongi, karena lama main di sana dan pernah berjuang untuk Persija. Rasanya miris saja," kata Aris, kepada Goal Indonesia di sela-sela laga eksebisi di Lapangan Yon Zikon 14, Srengseng Sawah, Jakarta, Minggu (27/9) petang.
Maka itu, dia pun berharap Persija bisa bangkit lagi seperti era awal 2000-an. Di mana saat itu, Aris juga ikut membantu tim Macan Kemayoran menjadi juara Liga Indonesia musim 2001.
"Bagaimana solusinya saya tidak tahu, karena saya orang awam soal manajemen. Tapi saya berharap Persija akan bangkit seperti zaman keemasan dulu," tutur pria yang kini menjadi pelatih sekolah sepakbola Gelora Putera itu.
Dia pun mengakui sebagai langkah awal yang harus dibenahi Persija adalah soal finansial. Seperti diketahui, beberapa tahun ini tim ibu kota selalu dilanda kesulitan finansial, yang menyebabkan adanya tunggakan gaji terhadap pemain dan ofisial tim.
"Kalau finansial tidak sehat, klub pasti akan mengalami kesulitan. Terutama di awal persiapan yang terganggu, terus perekrutan terganggu, apalagi pas jalan kompetisi pasti akan kocar-kacir," jelas pria yang sudah mengantongi lisensi kepelatihan B AFC itu
BINTANG MUDA PERSIJA JAKARTA "ADAM ALIS"
Adam Alis sesosok anak muda berbakat kelahiran Jakarta ini 19 Desember 1993. Beliau anak ke 4 dari 4 bersuadara. Semenjak PSSI dibekukan Adam Alis hengkang dan bermain di Bahrain . Adam Alis Berharap Bisa Kembali Bela Persija.
Gelandang muda Indonesia, Adam Alis, berharap bisa kembali memperkuat Persija Jakarta di waktu akan datang. Harapan disampaikan setelah dipastikan bergabung dengan klub kompetisi tertinggi Bahrain, Bahraini Premier League, East Riffa.
Adam Alis sendiri sebelumnya disebut sudah menandatangani kontrak untuk bergabung ke East Riffa di Jakarta. Kontrak tersebut juga telah dikirim balik ke manajemen klub tersebut.
Keinginan ini ada mengingat Persija merupakan tim impian sejak kecil. "Pasti ada keinginan untuk membela Persija lagi," jelas Adam Alis kepada salah satu media televisi.
"Persija merupakan tim impian saya sejak kecil. Jadi tentu ingin memperkuat Persija lagi," sambung Adam Alis, yang sebelumnya ikut membela tim nasional U-23 Indonesia di SEA Games 2015.
Adam Alis sebelumnya tak lama membela Macan Kemayoran, julukkan Persija. Ia bergabung jelang ISL musim 2015 digulirkan sebelum akhirnya memilih untuk mundur, Agustus 2015 setelah kontrak diputus Mei 2015.
Adam Alis Kantongi Restu Keluarga
Itu menyusul dihentikannya kompetisi oleh PSSI dengan alasan force majeure lantaran tidak bisa diselenggarakan karena tak adanya izin kepolisian usai terbitnya Surat Keputusan Menpora, Imam Nahrawi per 17 April.
"Saya meminta doanya kepada Jakmania. Semoga sukses di sana dan kelak bisa membantu Persija lagi dan lebih baik," terang Adam Alis.
Sabtu, 26 September 2015
LAGU FIELD OF GBK
lagu ini sering dinyanyikan setiap persija berlaga di kandang maupun tandang, lagu ini menjadi favorite anak the jak mania.
Lirik nya :
Dibawah langit ini kami telah berjanji,
kamu tak kan pernah sendiri
Tak peduli itu gelap, tak peduli itu sakit, kami
disini untuk mu Persijaku
Ayoo macan kemayoran serang lawan semua
musuh mu, Kami bersama mu, kami
mendukungmu, Jangan ragu majulah Persija
ku
Bermain dengan bangga, penuh rasa
percaya, demi lambang monas di dada
Jangan pernah mudah menyerah,
kemenangan didepan mata, ayo Persija
bangkitlah dan juara
Ayoo macan kemayoran serang lawan semua
musuh mu, Kami bersama mu, kami
mendukungmu, Jangan ragu majulah Persija
ku
Ismed Sofyan Pemain Senior Persija Jakarta
Permainan yang menarik dari para punggawanya membuat banyak pemain Persija yang terpilih untuk membela Timnas Indonesia. Salah satunya Ismed Sofyan.
Ismed Sofyan pemain kelahiran Aceh, 28 Agustus 1979 tersebut memang sudah lama bergabung bersama Persija. Sudah 13 tahun pemain yang doyan menyantap mie aceh dan pempek ini berseragam Persija.
Memulai karir di Persija sekitar tahun 2002 atau setahun setelah Persija menjuarai Liga Indonesia di tahun 2001.
"Persija punya riwayat bagus dari dulu sampai sekarang. Persija identik dengan nama - nama besar, pemain nasional, tim ibukota dan supporter luar biasa. Bahkan bila saya katakan sangat beruntung pemain bisa bergabung ke Persija." Ujar Ismed Sofyan.
Lebih lanjut lagi, Ismed mengaku beruntung memilih Persija sebagai pilihan karirnya sampai sekarang. Baginya, Persija merupakan suatu klub yang selalu ambisius dari semua segi.
"Suatu kebanggaan bisa bergabung ke Persija, suatu mimpi bermain disini dan disini selalu mempunyai ambisi untuk juara. Ambisi tersebut dilihat dari faktor klub yang ingin menjadi terbaik di Indonesia, dari pemain yang berkualitas, manajemen yang memadai dan supporter yang fanatik." Tegas pemain yang akrab disapa Bang Haji Ismed.
Pemain yang selalu membaca Al Quran sebelum bertanding ini selalu bersyukur agar lebih termotivasi dan bekerja 100% fokus di lapangan. Ismed pun mempunyai pendapat soal komposisi pemain di Persija musim ini.
"Alhamdulillah komposisi pemain sekarang sangat bagus, banyak pemain muda level timnas dan saya berharap semoga para pemain muda tersebut bisa menjadi pemain terbaik di Persija." Ucapnya.
Sudah lama bergabung di Persija, tidak mungkin bagi Ismed Sofyan tidak mempunyai suatu momen terbaiknya disini. Ada banyak momen terbaik bagi Ismed, salah satunya adalah kenangan di Stadion Menteng.
"Banyak sekali momen disini tapi momen terbaik bagi saya yaitu di Menteng karena disana kita mempunyai fasilitas sangat komplet dari lapangan, tempat gym, mess dan supporter yang loyal ketika kita bertanding. Sayang sekali stadion tersebut sudah punah." Ujar pria 35 tahun tersebut.
Bagi Ismed berkumpul bersama keluarga ketika libur pertandingan adalah momen yang membahagiakan dan tak boleh dilewatkan.
Tentang Jakmania, cukup panjang arti supporter Persija ini bagi seorang Ismed Sofyan.
"Di mata saya, Jakmania pemain ke 12 Persija, tanpa mereka kita tidak bisa apa - apa. Mereka itu supporter yang kreatif yang selalu mendukung Persija bertanding dan mereka sangat loyal dimanapun berada. Saya salut buat mereka, semoga mereka bisa mendukung Persija dengan supportif." Tambah Wakil Kapten Persija ini.
Seperti pemain lainnya, Ismed selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Persija disetiap pertandingan dan meraih kemenangan di setiap laga.
Bambang Pamungkas Pemain Bintang Persija Jakarta
Bambang Pamungkas adalah pesepakbola Indonesia yang lahir di Getas, Semarang, 10 Juni 1980. Bambang Pamungkas yang akrab disapa Bepe, merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara pasangan H. Misranto dan Hj. Suriptinah. Bepe menikah dengan Tribuana Tungga Dewi dan telah dikaruniai tiga anak, Salsa Alicia, Jane Abel dan Syaura Abana.
Sejak kecil, pemain yang membela skuad Persija Jakarta dengan nomor punggung 20 ini sudah menggeluti sepak bola. Bepe kecil tergabung di beberapa klub lokal sejak ia berusia delapan tahun, seperti di SSB Getas (1988-1989), SSB Ungaran Serasi (1989-1993) dan Klub Diklat Salatiga (1996-1999). Bepe beraksi di rumput hijau tingkat internasional pertama kali sebagai pemain timnas U-19 di turnamen Piala Asia. Ketika itu Bepe berhasil mengantongi gelar "Top Scorer" dengan mencetak tujuh gol selama turnamen berlangsung. Prestasi yang ditorehkannya tersebut memberinya modal untuk mencoba seleksi pemain Persija pada 1999 dan ia pun lolos.
Bepe kembali membela timnas di pertandingan persahabatan melawan Lituania. Pria yang memiliki hobi memasak dan kuliner ini mampu mencetak gol di pertandingan tersebut, sehingga pertandingan berakhir dengan hasil seri, 2-2. Melihat kemampuan yang dimiliki bapak dari tiga anak ini, klub-klub Eropa seperti Roda JC Kerkrade Belanda, FC Koeln Jerman dan Borussia Moncengladbach Jerman, tertarik menawarinya masa percobaan.
Namun akhirnya, pilihan Bepe jatuh pada klub divisi tiga Belanda, EHC Norad. Bepe tak memperpanjang masa kontraknya di negara kincir angin tersebut karena gagal beradaptasi dengan cuaca. Pria yang ketika kecil mengidolakan Maradona ini pulang ke Indonesia setelah membela EHC Norad selama empat bulan.
Bepe, yang gemar mendengarkan musik R&B sebelum bertanding, kembali mengenakan seragam Persija pada 2000-2004. Musim baru di awal 2005, Bepe memutuskan untuk merumput di negeri tetangga, Malaysia, dengan membela klub Selangor FC. Di sana, Bepe sukses menyarangkan gol di pertandingan pertama ia diturunkan, yaitu partai Selangor FC melawan Malaka FC. Ia pun berhasil membawa Selangor FC memenangkan Piala FA Malaysia, Piala Malaysia dan Liga Utama Malaysia. Selama karirnya di negeri jiran itu, Bepe sukses menyarangkan 63 gol di seluruh kompetisi resmi.
Kecintaannya pada Persija, membuat Bepe mengakhiri dua tahun karir emasnya di Malaysia dan kembali ke Indonesia. Ia kemudian mengenakan seragam Persija bernomor punggung 20 kebanggaannya dan membela klub itu lagi hingga saat ini.
Berbagai prestasi telah sukses ia torehkan, baik di Liga Indonesia, Indonesia Super League, hingga kompetisi internasional seperti Piala Suzuki AFF 2010 dan Kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014. Bepe bahkan dinobatkan sebagai pemegang rekor penampilan terbanyak dan top skorer Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol versi FIFA kategori A.
Rabu, 23 September 2015
PERSIJA RUNNER UP COPA INDONESIA 2005
Selangkah lagi Persija Jakarta dapat menjadi kampiun perdana pada pagelaran Copa Indonesia atau yang juga dikenal dengan Copa Dji Sam Soe pada tahun 2005. Tim besutan Arcan Iurie kala itu sudah berhasil melaju hingga babak final yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Namun dewi fortuna belum memihak Persija Jakarta.
Dua pemain Arema memupus harapan Persija untuk menjadi yang terbaik pada kala itu. Tiga gol yang dilesatkan oleh Firman Utina serta satu gol lagi dicetak oleh Franco Hitta memupus asa Macan Kemayoran.
Persija sempat unggul terlebih dahulu melalui pemain asing asal Paraguay, Adolfo Fatecha pada menit ke-12'. Delapan menit kemudian Arema dapat menyamakan kedudukan, setelah penyerang asing mereka asal Chili, Franco Hitta dapat mengoyak gawang Mukti Ali Raja.
Firman Utina berhasil membawa Arema unggul untuk pertama kalinya dalam pertandingan ini setelah mencetak gol pada menit ke-55'. Batoum Roger, penyerang asing Persija asal Kamerun sukses menyamakan kedudukan dua menit kemudian. Tendangan penaltinya sukses membobol gawang Arema dan merubah kedudukan menjadi sama kuat 2-2.
Kerjar-mengejar skor kembali terjadi menjelang berakhirnya pertandingan. Firman Utina kembali mencetak gol pada menit ke-85' dan merubah skor menjadi 3-2 untuk keunggulan Singo Edan. Persija mampu memaksakan pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu, Kurniawan Dwi Yulianto menjadi penyelamat Persija.
Si Kurus yang baru masuk pada menit ke-87 menggantinkan Lorenzo Cabanas dapat mencetak gol pada menit ke-89', pertandingan pun berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Sesuai dengan peraturan Copa Dji Sam Soe, pertandingan akan dilanjutkan dengan sistem silver goal classic. Artinya berapapun gol yang tercipta selama waktu tambahan, pertandingan akan terus berlangsung dalam 2 x 15 menit.
Firman Utina pada malam itu benar-bernar menjadi mimpi buruk bagi Persija Jakarta. Golnya pada menit ke-96' yang juga merupakan hattricknya pada malam itu, membawa Arema menjadi Juara Copa Indonesia. Skor berakhir 4-3 untuk kemenangan Arema.
PERSIJA JUARA TAHUN 2001
Tahun 2001 merupakan tahun dimana salah satu tahun yang spesial bagi Persija Jakarta. Tanggal 7 Oktober 2001, Persija Jakarta menjuarai Ligina VII (Liga Bank Mandiri 2001) dengan menaklukan PSM dengan skor 3-2. Pertandingan yang disaksikan langsung oleh Presiden Megawati Soekarnoputri kala itu, berlangsung di Stadion GBK, Senayan.
Ketika pertandingan baru berlangsung tiga menit, Persija langsung membuat kejutan dan unggul lebih dulu melalui gol Imran Nahumarury. Terciptanya gol Persija disebabkan oleh kesalahan kiper PSM, Hendro Kartiko karena bola tendangan Bambang Pamungkas dari sisi kiri di luar kotak penalti lepas dari tangkapannya.
Akibatnya, Imran dengan tenang menyambut bola muntah dan memperdaya kiper Hendro Kartiko, 1-0 untuk keunggulan Persija.
Bambang Pamungkas hampir saja memperbesar keunggulan Persija pada menit ke-29' ketika menyambut tendangan bebas Luciano Leandro, tapi wasit menganulir gol tersebut karena Gendut Doni sudah berada dalam posisi offside.
Bahkan Bepe sempat ditandu keluar lapangan karena kaki Ortisan Salosa mendarat di mukanya saat berebut bola di depan gawang Hendro Kartiko.
Wasit Arismundar kemudian secara jeli melihat Bepe secara sengaja menjatuhkan diri di dalam kotak penalti, sehingga pemain penyerang tersebut diganjar kartu kuning.
Pada menit ke-43', Bambang Pamungkas akhirnya memperbesar keunggulan Persija menjadi 2-0.Bambang yang melakukan serangan seorang diri dari sisi kanan lapangan, dengan ketrampilan tinggi mencetak gol melalui tendangan voli dengan kaki kiri yang menusuk ke gawang Hendro Kartiko. Skor 2-0 pun bertahan hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama.
Ketika pertandingan babak kedua baru berjalan sekitar dua menit, Bambang Pamungkas seperti ingin membuktikan diri sebagai striker nasional dengan mencetak gol kedua yang menjadi Persija memperbesar keunggulan 3-0.
Berawal dari serangan Gendut Doni dari sisi kanan kotak penalti, Bambang yang berdiri berdiri bebas tanpa kesulitan untuk memanfaatkan umpan Gendut.
PSM benar-benar mengalami nasib sial karena hanya berselang satu menit kemudian, tendangan Yuniarto Budi hanya membentur tiang gawang Mbeng Jean.
Sementara itu Kurniawan yang diharapkan menjadi ujung tombak PSM, sama sekali tidak berhasil memperlihatkan kemampuannya sebagai penyerang tim nasional.
Menit ke-63, PSM memperkecil ketinggalan menjadi 1-3 melalui gol Miro Baldo Bento dari titik penalti. Hukuman penalti untuk PSM berawal dari pelanggaran oleh pemain belakang Persija Nuralim yang menjatuhkan Kurniawan yang menerobos masuk ke jantung pertahanan Persija.
Menit ke-73, Kurniawan mencetak gol kedua PSM, tapi gol Kurniawan yang menyambut bola mental dari kiper Mbeng Jean dianulir oleh wasit.
Menurut hakim garis, Kurniawan sudah berada dalam posisi off-side ketika Miro Baldo Bento melepaskan tendangan keras ke arah gawang Persija. Keputusan yang sempat diptotes keras Kurniawan dan kapten PSM Carlos De Mello.
Baru menit ke-77, Kurniawan benar-benar mencetak gol kedua PSM untuk memperkecil ketinggalan menjadi 2-3 setelah melakukan serangan tajam ke sisi kiri gawang Mbeng Jean.
Dua menit menjelang pertandingan usai, Bambang Pamungkas hampir saja memperbesar keunggulan Persija, tapi tendangannya terlalu melebar di sisi kiri gawang Hendro Kartiko.
Meski lebih banyak mengambil inisiatif serangan pada menit-menit terakhir PSM gagal menyamakan kedudukan. Skor 3-2 untuk kemenangan Persija tetap tidak berubah hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai.
THEJAK VS VIKING
Asal Mula Perseteruan The Jak dengan Viking
Rentang waktu 1985 hingga 1995 adalah masa keemasan Persib. Sementara Viking yang berdiri tahun 1993 begitu setia mendukung klub kebanggaan warga Jawa Barat itu. Dimanapun Persib bermain, disana pasti ada Viking. Termasuk jika bermain di Jakarta. Semua menjadi lautan biru.
Singkat cerita, pada tahun 1997, muda-mudi ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan supporter. Mereka menamakannya the jakmania.bila viking datang ke jakarta menonton pertandingan persija vs persib , viking selalu disambut dengan the jak mania sampai pulang pun di antar sampai bus dengan menyanyikan halo halo bandung oleh the jak mania.Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik.
akhirnya pada putaran ke 2 Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.
Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut.. dan the jak sampai sekarang selalu menghujat viking pada saat melawan persib saja , bila viking selalu menghujat the jak maupun dalam pertandingan apapun dan sampai detik ini juga perselisihan kedua belah pihak tersebut belum terselesaikan.
Stadion Ketiga Persija Jakarta yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno. Stadion ini didirikan pada tahun 1958, yang sekarang berkapasitas 88.083 penonton.Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno.
Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional.
Stadion ini diberi nama Gelora Bung Karno untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini.
Stadion utama gelora bung karno ini juga sekarang menjadi kebanggaan warga ibukota jakarta, terutama The Jak Mania setiap persija jakarta berlaga di stadion utama gelora bung karno ini selalu jakarta dipenuhi oleh orange..Dimanapun persija berlaga disitu pasti ada the jak mania. Stadion ini beralamat di Jl.Lingkar Stadion Utama Gelora Bung Karno Pintu Viii, PERSIJA JAKARTA dijuluki dengan sebutan"MACAN KEMAYORAN".
LEBAK BULUS DALAM KENANGAN
Stadion Lebak Bulus kini tinggal kenangan. Stadion yang sempat jadi markas Persija Jakarta itu dirobohkan pada hari Selasa 8 September 2015. Bangunan tersebut dibongkar untuk menunjang rencana Pemprov DKI membangun Terminal transportasi massal, MRT (kereta layang).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lebak berarti kolam, sedangkan bulus memiliki arti, kura-kura kecil. Daerah tersebut dinamakan Lebak Bulus karena dahulu di wilayah tersebut merupakan sentral penjualan kura-kura yang ditaruh dalam kolam.
Meski baru berdiri tahun 1987, Stadion Lebak Bulus punya sejarah panjang di sepak bola Indonesia, khususnya Jakarta. Selain Persija, Pelita Jaya juga pernah bermarkas di sana.
Stadion yang terletak di antara Poin Square dan Terminal Lebak Bulus ini memiliki kapasitas 12.500 orang. Beberapa turnamen internasional juga sempat digelar di Stadion Lebak Bulus salah satunya adalah Kualifikasi Piala Asia U-16 2008 Grup G dan SEA Games 2011.
Tempat yang kini sudah rata dengan tanah ini pernah menjadi saksi bisu Macan Kemayoran meraih Piala Emas Bang Yoss tahun 2003. Selain Persija, Lebak Bulus juga menjadi saksi kejayaan PSMS Medan meraih tiga gelar Piala Emas Bang Yoss tahun 2004 hingga 2006.
Stadion Lebak Bulus Terlalu banyak kenangan disana, punya 2 kenangan yang mungkin takkan pernah terlupakan di Persija berlaga di Stadion Lebak Bulus yang terkenal Angker :
1. Saat Pertandingan El Clasico "Persija Jakarta vs Persib Bandung" di Liga Indonesia 2004, waktu itu Stadion Lebak bulus penuh sesak dengan The Jakmania, Bahkan sampai pinggir lapangan penuh dengah The Jakmania, Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka Persib Bandungpun enggan bertanding, sehingga Persija Jakarta dinyatakan menang WO 3-0 atas Persib Bandung. smile emotikon
2. Terjadi saat Persija Jakarta menjamu Sriwijaya FC (Liga Indonesia 2007), Persija tertinggal terlebih dahulu oleh SFC di menit ke 10, dan hal yang paling mengesankan dan mungkin tak terlupakan Persija mampu membalikan keadaan dalam waktu 6 Menit , berawal dari tendangan bebas Ismed Sofyan mampu mencetak Gol yang sangat indah di menit ke 25, Gol kedua terjadi berselang 1 menit kemudian, serangan balik cepat Persija mampu di manfaatkan dengan baik oleh Bambang Pamungkas melalui umpan lambung Ismed Sofyan, dan Gol ke 3 Persija diciptakan oleh M Ilham Babak pertamapun berakhir dengan Skor 3-1 dengan kemengan Persija Jakarta, babak kedua baru berjalan beberapa menit SFC mencetak Gol lagi, tapi Persija mampu memperlebar jarak gol dengan Penalty Oleh Agus Indra Kurniawan, Skorpun berakhir dengan kemenangan Persija Jakarta 4-2 Sriwijaya FC.

PIMPINAN KETUA JAKMANIA
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.
Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya[butuh rujukan], The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.
Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga jelang Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7.200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah.
Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 70.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.
STADION PERTAMA PERSIJA JAKARTA
stadion pertama persija jakarta adalah stadion menteng yang berlokasi di Jl.HOS cokroaminoto , stadion ini berkapasitas 10.000 penonton.
Awalnya adalah lapangan yang didirikan tahun 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld). Stadion ini dirancang oleh arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen. Dalam perkembangannya stadion ini kemudian digunakan oleh Persija.
Stadion sepak bola Persija di Menteng merupakan salah satu kebanggaan warga Jakarta dan paling bersejarah, baik dalam sejarah Kota Jakarta maupun persepak bolaan di Jakarta dan Indonesia. Banyak legenda pesepak bola Indonesia lahir di sini, seperti Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, atau Ronny Pattinasarani.
Sejak tahun 1921, lahan seluas 3,4 hektare yang sekarang menjadi stadion Persija tersebut sudah digunakan sebagai tempat berolahraga orang-orang Belanda. Selanjutnya, stadion tersebut digunakan untuk masyarakat umum, dan pada tahun 1961 hingga saat ini digunakan sebagai tempat bertanding dan berlatih bagi Tim Persija. Pada 1975, Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 menetapkan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi.
Sebelum menempati stadion Menteng, Persija telah melakukan berbagai program pembinaan seperti menggelar kompetisi klub anggota, kompetisi kelompok umur, latihan tim senior dan tim berbagai jenjang usia di stadion IKADA yang sekarang dikenal sebagai Monumen Nasional (Monas). Kemudian, seiring adanya program pembangunan Monas pada tahun 1958, stadion Persija dipindahkan ke stadion Menteng yang diserahkan secara langsung oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada tahun 1960
AWAL TEAM PERSIJA
pada awal terbentuk team VIJ Jakarta dapat meraih juara di era perserikatan yaitu pada tahun:
1931 Juara – VIJ Jakarta
1933 Juara – VIJ Jakarta
1934 Juara – VIJ Jakarta
1938 Juara – VIJ Jakarta
Zaman dahulu persija jakarta bila melawan musuh bebuyutannya yaitu dengan nama tidak asing lagi yaitu persib bandung.Jika Persija bertanding melawan Persib di KOTA BANDUNG tersebut sering terjadinya ricuh antar supporter Persib dengan pemain Persija.Persija bila bertamu di kandang Persib bandung dipenuhi oleh pendukung atau supporter yang bernama Viking ,setiap kali bermain di kandang Persib Persija jakarta selalu di bully dengan nyanyian atau yelyel para supporter Viking yang tidak pantas buat di tiru oleh semua supporter di Indonesia. PERSIJA JAKARTA sebaliknya juga bila menjadi tuan rumah di stadion utama GBK tersebut dipenuhi uga oleh supporter bandung tersebut atau sering disebut dengan "viking".
Akhirnya muncullah ide dari manager persija saat itu Diza Rasyid Ali. The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. simbol "J" itu berasal dari Edi Supatomo yang menjadi humas persija huruf J itu yang berartikan JakMania.
Selasa, 15 September 2015
AWAL TERBENTUKNYA PERSIJA
Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah
sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat
ini berlaga di indonesia super liga.Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ).
VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan PSSI dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930.Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra).Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta).Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada.Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija.Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija.Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa.
Inilah hasilnya:
Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951),
Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan
Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951).
Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan PSSI dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930.Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra).Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta).Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada.Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija.Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija.Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa.
Inilah hasilnya:
Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951),
Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan
Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951).
Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
Langganan:
Komentar (Atom)

